“ aku punya toples yang isinya permen berjuta rasa, dan berwarna-warni pula. bentuknya seperti bola-bola di permainan mandibola. tapi karena ini toples, jadi nggak ada batasan umur buat yang pengen memasukkan tangannya untuk mengambil permen-permen itu. no worries"
Klau kamu sedang merasakan satu perasaan, dan pengen switch
dengan segera, kamu bisa ambil satu permen dari dalam toples itu. satu aja.
kalo lebih dari itu, nanti yang ada cuma perasaan campur aduk. “
satu pesan di fesbuk-ku ketika aku menulis status tentang
betapa sedang tidak bahagianya aku.
“aku hanya merasa kamu akan bahagia kalau kamu mendapatkan
yang kamu harapkan.” kata temanku yang lain. dengan iseng kubalikkan
omongannya. “tenang, aku gak pernah berharap untuk bahagia.”
Bahagia, sebuah kata yang sepertinya ditinggikan banyak
orang. begitu tinggi, sampai aku ingin melemparkan dan menginjak-injaknya.
oke, gak segitunya sebenarnya, cuma demi meningkatkan efek
dramatisasi. jawabanku yang kukeluarkan pada mereka juga sebenarnya tidak
begitu akurat. cuma saja, akurasi membutuhkan penjelasan yang panjang, dan aku
sedang tidak berminat berbicara tentang filosofi hidup waktu itu.
I’m a human. and like many other humans, i have a lot of
wishes, a lot of hopes. and as a realistic one, i know not all of them will be
done. so what will be happened then? when some of my hopes get crushed? dengan
deskripsi umum seperti itu, kesimpulannya cuma akan ada satu. aku tidak akan
pernah bahagia. dan kecuali anda adalah tokoh dalam dongeng, anda juga tidak
akan pernah bisa bahagia.
Untungnya, aku sadar. bahagia bukanlah hal yang bisa
diharapkan. bahagia bukanlah hal yang bisa ditunggu. bahagia bukanlah hal yang
bisa dicari. bahagia adalah sesuatu yang harus diusahakan.
Bahagia adalah sebuah keadaan di mana kita bisa ikhlas
dengan kehidupan kita. dengan segala kelebihan dan kekurangannya. dengan indah
dan buruknya. dengan naik dan turunnya. dengan manis dan pahitnya. dengan putih
dan hitamnya. dengan semua keberhasilan dan kegagalan yang ada. errr, ok, i’ve
stretched it too far.
Aku gak akan pernah mengaku sudah berhasil melakukannya.
tapi di jalur ini, dengan mencoba menerima semuanya, aku yakin seyakin
yakinnya, aku akan berbahagia.
Dan aku pengen ngomong ke orang yang masih mencari
kebahagiaan. you could stop looking. happiness is right in front of you, you just
need to take a step forward.
begitu, kalau lagi pengen ngejelasin. kalau lagi males
ngomong panjang, untuk pertanyaan “are you happy?” aku masih akan menjawab
dengan “i’m not happy, but i’m not unhappy about it either.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar